Sumber: sound.wethost.com
Laboratorium Elektronika
Gedung Baru Elektro Lt. 1
Jl MT Haryono 167 Malang
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
1. Dasar Teori
Istilah penguatan pada dasarnya berarti membuat menjadi lebih kuat. Dalam bidang elektronika maka yang diperkuat adalah amplitudo dari sinyal. Untuk mengerti bagaimana penguat bekerja perlu dimengerti dua tipe penguatan yang utama yaitu :
1. Penguat tegangan yaitu penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan.
2. Penguat arus yaitu penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan.
Sedangkan penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di atas. Meskipun pada kenyataannya semua penguat adalah penguat daya karena tegangan tidak akan ada tanpa adanya daya kecuali jika impedansinya tak terhingga.
Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang diberikan oleh catu daya.
Macam macam Penguat Daya
Penguat daya diklasifikasikan menurut titik kerjanya. Titik kerja (titik Q) yaitu titik pada garis beban yang menggambarkan keadaan transistor saat tidak ada sinyal masukan. Menurut titik kerjanya penguat diklasifikasikan menjadi penguat klas A, B, AB, C ,D dan masih banyak lagi.
2. Percobaan Penguat Daya
Percobaan bab V terdiri dari dua percobaan yaitu penguat klas A dan penguat klas B yang kemudian dimodifikasi menjadi penguat klas AB.
Percobaan Penguat klas A.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui letak titik kerja penguat klas A dan efeknya bila titik kerjanya tidak pada tengah garis beban.
Langkah pertama yaitu mengukur besarnya Ic dan Vce masing masing transistor saat tidak ada sinyal masukan. | |
Setelah itu lepas amperemeter dan beri sinyal masukan rangkaian penguat. Lihat gambar sinyal masukan dan keluaran di osiloskop. | |
Dari gambar terlihat kalau sinyal keluaran sefasa dengan sinyal masukan dan terpotong. | |
Terpotongnya linyal disebabkan oleh letak titik kerja penguat tingkat kedua yang tidak berada di tengah garis beban, terlihat dari hasil pengukuran Vce dan Ic sebelumnya. | |
Untuk membetulkan titik kerja maka digunakan resistor variabel sebagai pengganti salah satu resistor bias pembagi tegangan pada penguat tingkat kedua. | |
Resistor variabel diset sampai memperoleh tegangan keluaran yang tidak terpotong. Kemudian alat dimatikan dan diukur berapa nilai resistor variabel tersebut. | |
Kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan hitungan secara teori. |
Penguat klas B dan AB
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kelemahan dari penguat klas B murni dan cara mengatasinya.
Penguat klas B yang dipraktekkan disini menggunakan konfigurasi push pull dengan catu tunggal. Namun untuk penguat sinyal kecilnya digunakan penguat dengan konfigurasi Common Emitor. | |
Langkah pertama percobaan yaitu mengeset tegangan bias untuk masing masing transistor. Hal ini dilakukan dengan mengeset resistor variabel yang akan meletakkan tegangan di output penguat adalah � Vcc. Dan jangan lupa untuk mengukur arus yang ditarik dari catu daya sebelum penguat diberi sinyal masukan. | |
Kemudian beri masukan sinyal segitiga dan terlihat pada output kalau sinyal keluaran terdapat cacat penyeberangan (crossover distortion). | |
Untuk mengatasi cacat penyeberangan ini digunakan dua dioda untuk membias transistor push pull. Maka sinyal keluaran akan tidak lagi terdistorsi. | |
Dalam keadaan tanpa sinyal masukan ukurlah arus dari catu, maka akan terlihat bahwa rangkaian menarik arus lebih banyak. |
mas diodanya pakek tipe brapa??
BalasHapus