TEKS BERJALAN

SELAMAT DATANG DI WEB HENRY TORUAN

Selasa, 06 Oktober 2009

FILOSOFI FUZZY LOGIC

dikutip dari tulisan aswan hamonangan

Pada suatu hari ada seekor kancil sedang meminum air di pinggir sebuah muara sungai. Tiba-tiba seekor buaya datang menyergap dan siap menyantap sang kancil. Namun sang kancil yang terkenal cerdik, mengatakan kepada sang buaya yang kira-kira terjemahannya adalah. Hai raja buaya yang pintar, aku rela menjadi santapanmu asal kamu bisa menjawab pertanyaanku. Sang buaya setuju dan si kancilpun mengajukan pertanyaannya. "Semua kancil dihutan ini adalah pembohong, apakah saya berkata jujur ?" ujar sang kancil kepada sang buaya. Mendengar pertanyaan ini sang buaya berfikir keras, kalau si kancil ini jujur artinya penyataan pertama menjadi salah, karena ada satu kancil yang jujur. Kalau begitu si kancil ini tentu berbohong, tetapi kalau kancil berbohong artinya pernyataan pertama adalah bohong dan semua kancil dihutan ini jujur termasuk sang kancil. Akhirnya sang kancil melenggang meninggalkan sang buaya yang bingung sendiri.

Logika biner 0 atau 1 dasarnya berfikirnya adalah dari filsuf Aristoteles yang mengajarkan hukum berfikir bahwa sesuatunya mesti tergolong benar atau salah.  Logika biner hanya mengenal on atau off, hidup atau mati, gelap atau terang, benar atau salah. Tidak ada yang samar-samar, tidak ada abu-abu yang ada hanya hitam atau putih. Jika tidak 1 maka 0, jika tidak gelap berarti terang dan ini adalah sesuatu yang logis. Dan ini juga yang menjadi dasar perkembangan teknologi digital saat ini. Jika menggunakan logika biner, pertanyaan sang kancil di atas tentu tidak ada ujungnya.

Logika fuzzy pertama kali diformulasikan dalam sebuah seminar oleh Lotfi A Zadeh dari University of Califonia, Berkeley tahun 1965. Metode ini diformulasikan dalam rangka mencari nilai tengah antara bilangan Aristoteles 0 dan 1. Hal itu seiring dengan usaha untuk membuat komputer yang bekerja seperti cara manusia berfikir. Sebab komputer pada dasarnya adalah sebuah mesin hitung yang tidak berfikir. Sebelumnya Plato sudah mencetuskan ide adanya daerah ketiga diantara benar dan salah. Ini yang menjadi dasar logika fuzzy yang memformulasikan bilangan antara 0 dan 1 atau lebih tepat antara 0.0 dan 1.0.

Sebagai contoh bagaimana logika fuzzy diformulasikan, misalnya pernyataan tentang tinggi badan seseorang. Misalnya ditentukan batasan-batasan mutlak, bahwa jika tinggi badan dibawah 150 cm maka sebut pendek (mutlak) dan jika di atas 170 cm dikategorikan tinggi (mutlak). Tentu mesti ada satu cara untuk menyatakan agak pendek, sedang dan agak tinggi dan lainnya diantara tinggi dan pendek. Secara matematis penyataan ini dapat diformulasikan dengan

clip_image002[5]

Kalau dibuatkan tabel, akan didapat tingkat ketinggian badan teman-teman seperti tabel berikut :

clip_image002

Tuti dengan tinggi 145 cm tergolong pendek mutlak (0), Karjo memiliki tinggi 175 cm tergolong tinggi mutlak (1). Tinggi Budi 168 cm, maka Budi tergolong agak tinggi dengan tingkat ketinggian 0.9 dan Eko dengan tinggi 156 cm memiliki tingkat ketinggian 0.3. Beginilah nilai tengah antara 0.0 dan 1.0 diformulasikan dan ini adalah cara manusia berfikir. Angka-angka ini yang dikenal oleh sebuah mesin (komputer) untuk "berfikir". Pada awal logika fuzzy di cetuskan sebagai metode, komputer belum se-kompleks dan secanggih yang dikenal saat ini. Sehingga pada saat itu belum banyak aplikasi dari logika fuzzy ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun sekarang ini sudah banyak terdapat peralatan disekitar kita yang mengadopsi sistem fuzzy logic. Diantaranya yang kita kenal adalah mesin cuci. Mesin cuci otomatis satu tabung yang muktahir saat ini sering mencantumkan kata fuzzy logic sebagai bagian dari promosinya.

Cara kerjanya gampang, tinggal memasukkan baju kotor kedalam tabungnnya, tekan satu atau beberapa tombol dan mesin ini akan melakukan sisanya untuk anda. Mengisi air dengan jumlah yang cukup, mengisi deterjen dan mencuci dengan waktu yang sesuai. Mesin ini bekerja meniru cara ibu rumahtangga mencuci dengan mesin cuci konvensional. Ibu rumahtangga akan mengisi air dan deterjen yang secukupnya sesuai dengan banyaknya baju yang hendak dicuci agar lebih hemat, lalu memutar timer yang sesuai dengan tingkat kekotoran pakaian. Jika pakaian lebih kotor maka timer dibuat lebih lama. Di sinilah contohnya metode logika fuzzy dipakai, dengan menjawab pernyataan jika dan maka (IF THEN). Jika pakaian yang dicuci tidak terlalu kotor maka mencuci mestinya harus lebih cepat. Dengan menimbang tingkat kekotoran kain yang direalisasikan dengan mengukur tingkat kekeruhan air cucian dengan sensor cahaya, mesin dapat memutuskan berapa lama harus mencuci pakaian supaya lebih hemat dan efisien.

Saat ini teknologi digital sudah semakin kompleks, mikrokontroler dan mikroprosesor sudah mampu mengerjakan perintah-perintah yang kompleks. Selain mesin cuci ada sederetan peralatan yang menerapkan fuzzy logic, mulai dari ABS pada sistem pengereman mobil, patern recognition untuk mengenal tulisan tangan pada banyak palm top, image processing, aplikasi robotik dan sebagainya. Traffic light yang modern bisa juga dibuat dengan metode fuzzy logic sehingga dapat bekerja sepintar pak polisi lantas. Jika beban kendaraan di satu ruas persimpangan lebih padat, maka lampu hijaunya akan menyala lebih lama. Dengan metode logika fuzzy, sistem pengaturan dapat direalisasikan lebih mudah, lebih manusiawi dan user friendly.

Mestinya sang buaya pada cerita di atas dapat menjawab pertanyaan sang kancil dengan fuz fuzzy logic bahwa sang kancil itu setengah jujur atau sepertiga jujur. Dunia memang selalu ada pasangannya, ada besar ada kecil, ada tinggi ada pendek, ada kaya ada miskin, ada yang baik ada yang jahat. Dan kita adalah manusia kompleks yang ada diantaranya, bukan ?

-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar